Saterdag 11 Mei 2013

LAP EKOLOGY


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan lingkungannya baik fisik maupun kimia yang telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan pangan, papan, serat, kayu bakar dan produk-produk lainnyan yang dibutukan manusia. Begitu pula makhluk hidup yang selalu bergantung kepada makhluk hidup lain. Setiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat.
Di permukaan bumi banyak spesies hewan yang ada sekitar 3̸4 bagian adalah serangga. Dari jumlah tersebut lebih dari 750.000 spesies telah diketahui dan diberi nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum arthropoda. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolahan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur hutan. Kegiatan analisis vegetasi pada dasarnya ada dua macam metode dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan petak yang banyak di gunakan adalah kombinasi antara metode jalur (untuk risalah pohon) dengan metode garis petak (untuk risalah permudaan).
Dalam pengelolahan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan yang tumbuh di ekosistem. Untuk suatu kondisi ekosistem yang luas, maka kegiatan analisis vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem. Dalam sampling ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisis vegetasi yang digunakan. Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling). Supaya memperoleh data yang bersifat valid, maka sebelum melakukan penelitian dengan metode sampling kita harus menentukan terlebih dahulu tentang metode sampling yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan peletakan satuan-satuan unit contoh. Berdasarkan Data pengukuran pada unit contoh tersebut dapat diketahui jenis dominan dan kodominan, pola asosiasi, nilai keragaman jenis, dan atribut komunitas tumbuhan lain yang berguna bagi pengelolaan hutan.

Tujuan Penulisan
Studi lapang ekologi pertanian memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk mengetahui: 
Vegetasi di dataran tinggi 
Keragaman arthropoda 

Manfaat Hasil Penulisan
Studi lapang ekologi pertanian memiliki beberapa tujuan, yaitu:
Sebagai tambahan wawasan atau pengetahuan tentang Arthropoda
Mengetahui analisis vegetasi dalam praktikum ekologi pertanian
Mengetahui kondisi lingkungan mikro pada ekologi pertanian


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan ( komposisi jenis ) dan bentuk ( struktur ) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Peranan vegetasi dalam ekosistem tidak saja berkaitan dengan nilai ekologis kawasan namun juga sangat berhubungan dengan nilai social maupun nilai ekonomi masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Oleh karena itu, pengambilan data vegetasi kawasan ekosistem harus memperhatikan factor ekonomi, social, dan ekologinya termasuk teknologi yang menunjang budidayanya.
2.1.1 Suhu 
Pengertian suhu mencakup dua aspek, yaitu : derajat dan insolasi. Insolasi menunjukkan energy panas dari matahari dengan satuan gram kalori/〖cm〗^2/jam. Satu gram kalori adalah sejumlah energy yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 (satu) gram air sebesar 1°C. Jumlah insolasi atau suhu suatu daerah tergantung kepada (a). Latitude (letak lintang) suatu daerah; (b). Altitude (tinggi tempat dari permukaan laut); (c). Musim berpengaruh terhadap insolasi dalam kaitannya dengan kelembaban udara dan keadaan awan; dan (d). Angin juga sering berpengaruh terhadap insolasi, apalagi bila angin tersebut membawa uap panas.
Suhu juga bervariasi berdasarkan waktu, baik suhu udara maupun suhu tanah. Tanah lebih cepat menerima panas dari pada udara, akan tetapi semakin siang panas yang diterima akan sama karena udara selaim menerima radiasi dari matahari juga konduksi dari tanah.
Masih dalam kaitannya dengan terminology suhu, ada istilah lain yang sering digunakan dalam bidang pertanian yaitu satuan panas (heat unit). Satuan panas adalah jumlah panas yang dibutuhkan tanaman selama siklus hidupnya. Pada tanaman yang sama, umur panen akan lebih panjang bila ditanam pada daerah yang bersuhu rendah karena untuk mendapatkan sejumlah satuan panas tertentu.

2.1.2 Radiasi Matahari
Radiasi matahari merupakan factor utama diantara factor iklim yang lain, tidak hanya sebagai sumber energy primer karena berpengaruh terhadap keadaan factor-faktor yang lain seperti: suhu, kelembaban, dan angin.
Intensitas radiasi matahari adalah banyaknya energy yang diterima oleh suatu tanaman per satuan waktu. Biasanya diukur dengan satuan: kal/〖cm〗^2/hari, sehingga pengertian intensitas disini sudah termasuk didalamnya “lama penyinaran” (lama matahari bersinar dalm satu hari) karena satuan waktunya menggunakan hari. Besarnya intensitas radiasi yang diterima oleh tanaman tidak sama untuk setiap tempat dan waktu, antara lain tergantung kepada: (1). Jarak antara matahari dan bumi; (2). Besarnya intensitas radiasi matahari tergantung pada musim; (3). Intensitas radiasi matahari yang diterima oleh tanaman juga tergantung kepada letak geografis.
Berdasarkan kebutuhan dan adaptasi tanaman terhadap radiasi matahari, pada dasarnya tanaman dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
Golongan sciophytes/shadespecies/shade loving

Tanaman yang tumbuh baik pada tempat yang ternaung dengan intensitas radiasi matahari rendah. Tanaman kopi misalnya, ia tumbuh baik pada intensitas sekitar 30-50 persen dari radiasi penuh.

Golongan heliophytes/sunspecies/sun loving

Tanaman yang tumbuh baik pada intensitas radiasi mahari penuh. Tanaman-tanaman golongan ini sudah barang tentu tidak akan tumbuh baik bila ternaung oleh tanaman lain. Tanaman padi, jagung, tebu, ubi kayu dan sebagian besar tanaman pertanian termasuk kelompok ini.

Bila tanaman tumbuh pada intensitas radiasi matahari rendah sepintas lebih subur karena tanaman lebih tinggi, daun-daun rimbun, tetapi sebenarnya tanaman tersebut lemah. Sebaliknya bila intensitas terlalu tinggi pertumbuhan tanaman terhambat, batang pendek dan daun-daun kecil. Dengan demikian yang terbaik ialah intensitas yang optimum, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah agar didapatkan pertumbuhan dari hasil yang maksimum.

Arthropoda 

Arthropoda adalah serangga yang memiliki kaki yang berbuku-buku. Arthropoda merupakan filum paling besar dalam dunia hewan yang mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya. 
Ciri – ciri arthropoda :
Bentuk tubuh bilateral simetris, tripoblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen).
Alat indera seperti antena berfungsi sebagai alat peraba.
System peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung) rongga tubuh.
System saraf berupa tangga tali.
Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang berfungsi untuk mengunyah dan menghisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan ingsang, sedangkan yang hidup di daerah darat bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
Alat reproduksi biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).

Klasifikasi Arthropoda
Kelas Arachnida
Arachnida meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan dari hewan ini bersifat parasif sehingga dapat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan. Golongan arachnida bersifat karnivora bahkan bersifat predator. Habitatnya adalah di darat.
Ciri – ciri arachnida :
Tubuh terbagi atas kepala-dada (sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas.
Tidak terdapat antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut, kelisera dan pedipalpus.
Mempunyai 4 pasang kaki.
Alat mulut dan pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk menghisap serta memiliki kelenjar racun.
Alat pernafasan berupa trakea, paru-parubuku atau insang buku.
System saraf berupa tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali syaraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia.
Alat kelamin jantan dan betina terpisah, lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di dalam).

Ordo arachnida
Scorpionida
Ciri – cirinya :
Perutnya beruas-ruas
Ruas terakhir berfungsi menjadi alat pembela diri
Contohnya :
Kalajengking

Arachnoida
Ciri – cirinya :
Perut tidak beruas-ruas
Contohnya :
Tarantula

Aracina
Ciri – cirinya :
Tubuh tidak berbuku-buku
Bersifat parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia 
Contohnya :
Tungau

Kelas Myriapoda
Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat terutama yang banyak mengandung sampah, misal kebun dan di bawah batu-batuan.

Ciri – ciri myriapoda :
Tubuh bersegmen (beruas), tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan perut.
Pada kepala ada dua kelopak mata tunggal dan satu pasang antenna serta alat mulut.
Setiap ruas perut terdapat satu pasang atau dua pasang kaki.
System peredaran darah terbuka.
Susunan saraf berupa tangga tali.
System pernafasan berupa trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk keluar masuknya udara.
Alat kelamin jantan dan betina terpisah , cara perkembangbiakannya dengan cara bertelur.

Dalam penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yaitu:
Kelas Chilopoda
Ciri – ciri chilopoda :
Tubuh agak pipih, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas.
Setiap ruas terdapat satu pasang kaki, kecuali ruas di belakang kepala dan dua ruas terakhirnya.
Pada ruas belakang terdapat satu pasang “taring bisa” untuk membunuh mangsanya.
Antena panjang yang terdiri atas 12 ruas.
Bersifat karnivora.
Alat pencernaan sempurna dari mulut sampai anus.
Alat pernafasan berupa trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
Contohnya :
Kelabang
Kelas Diplopoda
Ciri – ciri diplopoda :
Tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas terdiri atas kepala dan badan.
Setiap ruas mempunyai dua pasang kaki dan tidak mempunyai “taring bisa”.
Terdapat antena yang pendek pada kepala dan dua kelompok mata tunggal.
Alat pernafasan berupa trakea yang tidak bercabang.
Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Habitat di tempat gelap dan lembab.
Contohnya :
Kaki seribu

Kelas Insecta
Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. 
Ciri – ciri insecta :
Tubuh terdiri atas kepala, dada, dan perut.
Kepala dengan :
Satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antenna sebagai alat peraba.
Alat mulut yang di sesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.
Bagian mulut terdri atas mandibula, maksila, dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium)
Dada terdiri dari tiga ruas yaitu: prothorax, mesothorax dan metathorax. Setiap ruas terdapat sepasang kaki.
Perut mempunyai 11 ruas atau beberapa ruas saja.
Alat pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum dan anus.
System pernafasan berupa trakea.
System saraf berupa tangga tali.
Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.

Ordo insekta:
Ordo Coleoptera (bersayap perisai)
Ciri-ciri ordo Coleoptera :
Sayap depan menanduk, sayap belakang membraneus dan melipat di bawah sayap depan saat tidak digunakan.
Bentuk tubuh bulat, oval, oval memanjang oval melebar, ramping memanjang ataupun pipih. Beberapa diantaranya mempunyai moncong.
Alat mulut bertipe penggigit pengunyah. 
Tipe antenna bervariasi, ukuran tubuh kecil besar, tarsi selalu 3-5 ruas.
Mengalami metmorfosis sempurna.
Contohnya antara lain:

Kumbang macan
Kumbang tanah
Kumbang bangkai
Kumbang gelembung
Kumbang badak


Ordo Dipteral
Ciri-ciri Ordo Dipteral
Mempunyai satu pasang sayap, membraneus, sayap belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan saat terbang.
Tubuh relative lunak, antenna pendek, dan mata majemuk besar
Mengalami metamorphosis sempurna.
Tipe mulut ada yang menusuk dan menghisap atau menjilat dan menhisap. 
Contohnya antara lain:
Nyamuk 
Lalat buah
Lalat rumah

Ordo Homoptera
Ciri-ciri Ordo Homoptera
Ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap
Antenna bervariasi, ada yang pendek dan kaku seperti rambut, kadang panjang seperti benang.
Tipe mulut penghisap.
Mengalami metamorphosis tidak sempurna.
Contohnya antara lain:
Wereng
Kutu
Gareng pung


Ordo Hemiptera
Ciri-ciri Ordo Hemiptera:
Ukuran tubuh kecil sampai besar
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan pangkalnya menebal dan sayap belakang membraneus.
Antenna pendek-panjang
Tipe mulut penghisap
Warna tubuh bervariasi
Menggalami metamorfosa sederhana.
Contohnya antara lain:
Kepik
Anggang-anggang
Ordo Hymenoptera
Ciri-ciri Ordo Hymenoptera:
Memilki 2 pasang sayap yang bersifat membran dan venasi relative sedikit.
Antenna sedang-panjang, beberapa jenis ruas pertama abdomennya sempit dan memanjang.
Tipe mulut menggigit 
Contohnya antara lain:
Lebah
Tabuhan 
Semut 


Ordo Lepidoptera
Ciri-ciri Ordo Lepidoptera:
Mempunyai 2 pasang sayap, sayap belakang lebih kecil daripada sayap depan. Sayap ditutupi oleh bulu-bulu atau sisik.
Antenna panjang, ramping, dan kadang-kadang plumose (banyak rambut) atau membonggol pada ujungnya.
Mengalami metamorphosis sempurna 
Tipe mulut menghisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan.
Contohnya antara lain:
Kupu-kupu
Ngengat


Ordo Orthoptera
Ciri-ciri Ordo Orthoptera:
Memiliki 2 pasang sayap, sayap depan panjang dan menyempit, biasanya mengeras sedangkan sayap belakang lebar dan membraneus.
Antenna pendek-panjang, ada yang melebihi panjang tubuhnya.
Beberapa jenis jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara, beberapa betina mempunyai ovipositor yang berkembang dengan baik: ada yang berbentuk pedang dan seperti jarum.
Tipe mulut menggigit.
Contohnya antara lain:
Belalang (Dissostura sp)
Kecoa (Blatta orientalis)
Gangsir tanah (Gryllotalpa sp)
Jangkrik (Gryllus sp)

Ordo Odonata
Ciri-ciri Ordo Odonata:
Mempunyai dua pasang sayap
Antenna pendek seperti bulu keras
Tipe mulut mengunyah
Metamorphosis tidak sempurna
Larva hidup di air
Bersifat karnivora.
Contohnya antara lain:
Capung
Capung jarum


BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat,bahan beserta fungsinya dan teknis lapang
3.1.1 Analisis Vegetasi dan faktor abiotik 
Alat dan Bahan beserta fungsinya: 
Tali rafia berfungsi untuk membuat kotak pengamatan dan digunakan untuk membagi kotak pengamatan menjadi beberapa plot
Meteran berfungsi untuk mengukur Dominasi (D) 1 dan D 2 pada tumbuhan yang ditemukan di plot 
Buku Flora berfungsi untuk mengidentifikasi tumbuhan yang ditemukan di plot

Teknis Lapang : 
Melakukan pengamatan secara cepat, tempat manakah yang baik. 
Melakukan pengamatan secara cepat,tempat manakah yang baik penelitian analisis vegetasi.Membuat kotak pengamatan dengan luasan 5X5m2 lalu kotak pengamatan itu dibagi menjadi 2 bagian dengan luasan 2,5m2 kemudian dibagi menjadi beberapa plot lagi.

5 meter


5 meter 


Faktor Abiotik: 
Suhu Udara
Suhu Udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Pengukuran biasanya dinyatakan dalam skala celcius (C). Dan suhu udara di cangar adalah 25 0 C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah sebagai berikut:
1. Lama penyinaran matahari
2. Sudut datang sinar matahari
3. Relief permukaan bumi
4. Banyak sedikitnya awan
5. Perbedaan letak lintang
6. Sifat permukaan bumi

Radiasi matahari
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, 
Sinar bergelombang pendek 
Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor. 
Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi matahari 
Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus. 
Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari terbenam. 
Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi. 
2. Sinar bergelombang panjang. 
Radiasi matahari yang sampai dipermukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu langsung, baur dan Global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan horizontal digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan perkebunan).
Faktor Biotik (Keragaman Antropodha pada Agroekosistem)
Alat dan Bahan beserta fungsinya:
Fitfall berfungsi sebagai jebakan yang dipasang dipermukaan tanah dan pemasangannya dilakukan sehari sebelum pelaksanaan pratikum lapang dimulai. Pemasangan dilakukan dengan metode pengembalian secara sistematis pada garis diagonal.
Sweptnet berfungsi sebagai alat penangkap serangga yang cara menggunakannya. 
Plastik berfungsi sebagai wadah serangga yang telah terperangkap.
Fial Film berfungsi sebagai wadah serangga yang terperangakap fitfall
Alkohol berfungsi unutk membius serangga.
Klorofom berfungsi untuk membius serangga 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Data

Data Analisis Vegetasi

Jumlah Species Tiap Petak D1 & D2
No Nama Spesies D 1 (tinggi) D 2 (luas tajuk) Petak Contoh Ke-
1 2 3 4 5
1 Rumput teki 2 11 7 5 97 156 100
2 Lavender 32 18.5 3 3 8 11 14
3 Rumput (Cyperus Rotundus L) 21 10 19 1 10 3 11


Hasil Perhitungan
No Nama Spesies Kerapatan Frekuensi Domiasi INP (%) SDR (%)
Mutlak Relatif(%) Mutlak Relatif(%) Mutlak Relatif (%) 
1 Rumput teki 73 81,47 1 33,33 0,14 2,67 117,47 39,16
2 Lavender 7,8 8,71 1 33,33 3,77 71,81 113,85 37,95
3 Rumput(Cyperus Rotundus L) 8,8 9,82 1 33,33 1,34 25,52 68,67 22,89
JUMLAH 89.6 100 3 99,99 27,23 100 


Keragaman Arthropoda
Pada kebun percobaan cangar semusim terdapat berbagai macam arthropoda yang hidup maupun tinggal di daerah perkebunan tersebut. Pada umumnya arthropoda yang hidup di perkebunan Cangar semusim adalah arthropoda dengan kelas insekta. Macam-macam insekta yang hidup pada perkebunan Cangar semusim adalah sebagai berikut:
Tabuhan (Apanteles Spp)
Gambar 



Klasifikasi Tabuhan
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta 
Ordo : Hymenoptera

Bioekologi Tabuhan
Siklus hidup

Telur, larva, pupa, dan imago



Peran 
Umumnya hidup sebagai predator atau parasit serangga. Banyak serangga manfaat tabuhan bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi.

Habitat 
Ditemukan pada dataran rendah dan dataran tinggi yang banyak terdapat pepohonan. Dewasa ditemukan di berbagai tempat yang ada larva hama, beberapa hidup di tanah atau reruntuhan. Larva ada yang di pertanaman atau di dalam tubuh serangga lain.

Perilaku 
Perilaku yang sering dilakukan adalah berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat lain.Ditemukan hampir di berbagai tempat yang terdapat larva hama. Tabuhan dewasa aktif dalam mencari inang. Satu inang biasanya akan diltakkan sebutir telur, tetapi ada juga yang diletakkan beberapa telur. Larva tabuhan ada yang bersifat ektoparasit (mengisap cairan tubuh inang dari luar tubuh inang) dan ada yang endoparasit(mengisap cairan tubuh inang dari dalam tubuh inang). Berpupa di dalam atau di dekat gulungan daun, di luar tubuh inang; kokon disusun dari kulit sutera untuk melindungi larva parasit dari kekeringan, predator atau parasit lain.




Belalang (Tenodora sp.)
Gambar

Klasifikasi Belalang 
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta 
Ordo : Orthoptera

Bioekologi Belalang
Siklus hidup
Telur, larva, pupa, dan imago
Peran
Sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah dan bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi.
Habitat dan perilaku
Kebanyakan terdapat di tanah yang penuh semak belukar, di daerah berumput, daerah kering, pepohonan, padi, tembakau, jagung, dan tebu. Perilakunya adalah berpindah tempat dengan cara melompat. Induk meletakkan telur-telurnya di tanah dalam suatu kantung dengan lapisan cukup kuat. Jenis jantan menyanyi dengan cara menggosokkan sisi dalam femur belakang dengan sisi bawah sayap depan atau dengan mengetarkan sayap belakang saat terbang.


Wereng Hijau (Nephotettix spp.)
Gambar 

Klasifikasi Wereng
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta 
Ordo : Hymenoptera

Bioekologi Wereng 
Siklus hidup
Telur, nimpha, dewasa
Peran
Sebagai hama utama tanaman budidaya yang ada di Cangar. 



Habitat dan perilaku 
Hidup diberbagai tanaman, tetapi masing-masing jenis mempunyai inang yang tertentu. Perilakunya adalah bergerombol dan merupakan pelompat yang baik. Hanya daun yang dijadikan sebagai makanannya, yaitu mengisap cairan daaunnya. 
Jangkrik (Grillus sp.)
Gambar 

Klasifikasi Jangkrik
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta 
Ordo : Orthoptera
Bioekologi Jangkrik
Siklus hidup
Telur, nimpha, dewasa
Peran
Hampir semua dewasa maupun nimpha bertindak sebagai predator telur penggerek batang padi, penggulung daun, Spodoptera, larva kecil dan nimpha wereng daun. Beberapa sebagai hama tanaman, terutama memakan persemaian.

Habitat dan perilaku 
Hidup di berbagai habitat baik lingkungan basah maupun kering, terutama yang dinaungi rumput-rumput. Dan dapat juga ditemukan di rumah-rumah, sisa-sisa tanaman yang masih lembab (jerami), di perkebunan kopi, teh, karet dan ketela pohon. Perilaku jangkrik biasanya meletakkan telur di tanah atau disisipkan ke tanaman. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.

Lalat (Dropsophila melanogaster)
Gambar 

Klasifikasi Lalat
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta 
Ordo : Dipteral



Bioekologi Lalat
Jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.

Pembahasan

Data Analisis Vegetasi
Pada kebun percobaan Cangar semusim terdapat berbagai jenis spesies yang hidup di dalamnya, antara lain:
Rumput Teki (Eleocharis dulcis )
Morfologi: herba menahun yang tegak, tinggi 0,4-1,3 meter. Akar rimpang berdiri vertical atau miring, rapat dengan batang, dengan tunas yang merayap. Batang tidak bercabang, bulat selindris atau persegi tumpul. Daun direduksi menjadi pelepah yang berbentuk buluh yang menyerubungi pangal batang, kadang-kadang dengan helaian daun yang rudimenter. Panjang anak bulir 1,5-4,5 cm. Hidup di air tawar atau air payau.
Lavender ( Lavandula angustifolia)

Dianggap salah satu bunga serbaguna di dunia. Selain menjadi salah satu bunga-bunga berbau sangat manis dan bunga-bunga indah, Lavenders banyak dicari-setelah untuk menggunakan beberapa, mulai dari kuliner untuk penggunaan obat.
Klasifikasi Lavender:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Famili : Lamiaceae

Cyperus Rotundus L
Morfologi: herba menahun, tinggi 0,1-0,8 m. batang tumpul sampai persegitiga tajam. Daun 4-10 berjejal pada pangal batang, dengan pelepah daun yang tertutup tanah, helaian daun bentuk garis, dari atas hijau tua mengkilat, 10-60 kali 0,2-0,6 cm. Anak bulir terkumpul menjadi bulir yang pendek dan tipis, dan keseluruhan terkumpul lagi menjadi berbentuk panjang. Daun pembalut 3-4, tepi kasar, tidak merata. Benang sari 3, kepala sari kuning cerah. Tangkai putik bercabang 3. Buah memanjang sampai bulat telur terbalik, persegi tiga, coklat, panjang 1,5 mm. Hidup diberbagai macam keadaan tanah 1-1000 m. Tumbuh pendek yang sering ada di halaman namun juga banyak terdapat di perkebunan. Rumput dianggap sebai gulma pengganggu tanaman bila berada disekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan asset utama bila dimanfaatkan dengan baik.

Data Keragaman Arthropoda

Pada kebun percobaan Cangar semusim terdapat berbagai jenis spesies yang hidup di dalamnya, antara lain:

Tabuhan (Apanteles Spp)
Morfologi: umumnya berwarna orange, kecoklatan atau hitam tidak cerah. Panjang tubuh 2-5 mm, antenna 17 ruas atau lebih, pinggang pendek, dan ovipositor panjang. Ditemukan hampir di berbagai tempat yang terdapat larva hama. Tabuhan dewasa aktif dalam mencari inang. Larva tabuhan ada yang bersifat ektoparasit (mengisap cairan tubuh inang dari luar tubuh inang) dan ada yang endoparasit(mengisap cairan tubuh inang dari dalam tubuh inang). Berpupa di dalam atau di dekat gulungan daun, di luar tubuh inang; kokon disusun dari kulit sutera untuk melindungi larva parasit dari kekeringan, predator atau parasit lain.

Belalang (Tenodora sp.)
Morfologi: Antena pendek, pronotum tidak memanjang ke belakang, tarsi beruas 3 buah, femur kaki belakang membesar, dan ovipositor pendek. Ukuran tubuh betina lebih besar dibandingkan dengan yang jantan. Sebagian besar berwarna abu-abu atu kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cerah pada sayap belakang. Mempunyai alat suara (tympana) yang terlatak di ruas abdomen pertama. Serangga ini dapat ditemukan di daerah berumput, daerah kering, pepohonan, padi, tembakau, jagung, dan tebu. 

Wereng Hijau (Nephotettix sp)
Morfologi: Mempunyai warna, ukuran dan bentuk tubuh yang bervariasi. Tubuh biasanya meruncing kearah belakang. Umumnya berwarna cerah atau ditandai dengan bagian tertentu yang berwarna cerah. Tibia kaki belakang dengan satu deret duri atau lebih. Hidup di berbagai tanaman, tetapi masing-masing jenis biasanya mempunyai inang tertentu. Ada beberapa jenis yang dapat menghasilkan suara tetapi sangat lemah. Sebagian besar hanya mempunyai satu generasi/tahun tetapi jenis lain ada yang 2 atau 3 generasi. Hanya daun yang dijadikan sebagai makananya, yaitu dengan mengisap cairan daunnya. Selain sebagai hama, wereng juga dapat bertindak sebagai vector penyakit tanaman. 


Jangkrik (Grillus sp.)
Morfologi: Serangga ini setelah dewasa umumnya berwarna hitam, nimpha kuning pucat dengan garis-garis coklat. Antenna panjang dan halus seperti rambut. Jenis jantan mempunyai gambaran cincin di sayap depan pada betina mempunyai ovipositor panjang berbentuk jarum atau silindris. Jangkrik adalah omnivora, dikenal dengan suaranya yang hanya dihasilkan oleh jangkrik jantan. Suara ini digunakan untuk menarik betina dan menolak jantan lainnya. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar. Pada saat dewasa sayapnya akan menghilang setelah menetap di lingkungan sawah. Hidup di berbagai habitat baik lingkungan basah ataupun kering, terutama yang dinaungi rumput-rumputan. Dan dapat juga ditemukan di rumah-rumah, sisa-sisa tanaman yang masih lembab (jerami), di perkebunan kopi, teh, karet dan ketela pohon. Biasanya telur disisipkan di tanah atau disisipkan ke tanaman. Beberapa jenis wereng pandai bernyanyi, suara yang dihasilkan berasal dari saling menyentuhkan tegmina bersama-sama. Hampir semua jangkrik dewasa maupun nimpha bertindak sebagai predator telur penggerek batang padi, penggulung daun, spodoptera,larva kecil dan nimpha wereng daun. 
Lalat (Dropsophila melanogaster)
Morfologi: Tubuh berukuran sedang sampai besar, kepala kadang-kadang membulat, abdomen umumnya pipih dan panjang. Sebagian besar bewarna kehitaman atau abu-abu. Banyak dijumpai di tempat yang lembab, di berbagai buah dan padang rumput.
























BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kegiatan praktikum ekologi pertanian ini kami melakukan pengamatan di tempat berbeda satu sama lain. Antara lain pada : Cangar Semusim, Cangar Tahunan, Jatikerto Semusim, Jatikerto Tahunan dan Jatikerto Agroforestri. Pada tiap-tiap pengamatan dilakukan penelitian terhadap suhu mikro, artthropoda dan analisis vegetasi serta penghitungan biomassa pada tanaman tahunan. Disini kelompok kami mendapat bagian untuk memaparkan mengenai Cangar Semusim dimana tidak terdapat pohon tahunan yang harus dihitung biomassanya. Intinya pada pembahasan kami membahas lebih detail mengenai arthropoda, suhu mikro dan analisis vegetasi.
Di cangar semusim ini kami menemukan beberapa jenis spesies tumbuhan yaitu, rumput teki, lavender, Cyperus Rotundus L. dan yang paling mendominasi dari semua spesies itu adalah spesies tumbuhan lavender yang memiliki .
Keragaman antropodha yang kami dapat di cangar semusim ini adalah Tabuhan,jangkrik,belalang,lalat buah,dan wereng hijau.
Dari data yang telah kami peroleh dapat ditarik kesimpulan bahwa pada area kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Cangar Semusim didapati banyak ragam arthropoda dan suhu yang terdapat disana adalah rata-rata suhu daerah dataran tinggi yang memang sangat cocok untuk ditanami tanaman sayur mayor. Hal ini dapat menciptakan keragaman komoditi hasil pertanian karena tidak semua tempat bisa ditanami tanaman sayur mayur beragam jenis dan kebanyakan pada dataran tinggi yang bersuhu lebih rendah dari suhu kamar yang cocok ditanami tanaman sayur mayur.




DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Arachnida. http://id.wikipedia.org/wiki/Arachnida
Anonymous. 2009. Serangga. http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga
Anonymous. 2009. Arthropoda. infosehat.info/umum/spesies-arthoproda.html
Latifah, Siti. 2005. Analisis Vegetasi Hutan Alam. Fakultas Pertanian Univeritas 
Sumatera Utara.
Sulthoni, A. dan Subyanto. 1980. Kunci Determinasi Serangga. Yayasan Pembina 
Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking