Teknik Budidaya Kubis Organik
1. Syarat Tumbuh
Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman kubis adalah:
- Jenis Tanah
Kubis dapat ditanam hampir di semua jenis tanah. Tanah yang ideal untuk kubis adalah andosol dengan tekstur liat berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi (>1%) - Drainase baik dan tidak tergenang
- pH tanah antara 4.3-6,5 dan yang optimal adalah pada pH 5,5 - 6,5
- Suhu optimal antara 15-25oC dan untuk membuat benih suhu optimal adalah 4-10oC
- Sinar matahari cukup, kira-kira 6 jam sehari
- Kadar air tanah 60-100%
- Curah hujan di atas 2.500 mm/tahun.
2. Persemaian
- Ukuran persemaian dibuat lebar 1,2 m dan panjang yang disesuaikan dengan panjang lahan.
- Letak persemaian harus dekat dengan sumber air untuk memudahkan penyiraman
- Tanah dicangkul atau dibersihkan dari gulma, demikian juga yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah harus berkisar 30-40 cm.
- Tanah diberikan kompos organik atau pupuk kandang yang telah matang dengan dosis 2 kg/m2 dengan pengadukan yang rata, setelah terlebih dahulu diberikan Trychoderma
- Bedengan persemaian yang dibuat mempunyai ketinggian 20-30 cm atau tidak akan tergenang dengan air bila turun hujan lebat.
- Persemaian diberi atap untuk menghindari cahaya matahari langsung dan curah hujan yang tinggi. Atap dibuat miring 30-35o menghadap ke timur dengan ketinggian 60-70 cm
- Calon benih perlu diamankan dengan memagarinya dari organisme pengganggu tanaman, paling baik dengan kain till yang tembus cahaya
- Bila tanah dalam keadaan kering (musim kemarau), daerah persemaian harus disiram sekali sehari saat sore namun jangan terlalu basah
- Pengendalian hama sangat perlu dilakukan terutama terhadap serangan semut sebelum tanam. Tanaman yang telah diserang penyakit harus segera dicabut.
3. Penanaman Pola Pertanian Organik
Sebelum dilakukan penanaman, kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
- Pergiliran Tanaman
Untuk memutus daur hidup hama seperti ulat, petani dianjurkan untuk menghindari penanaman kubis dan tanaman sefamili secara terus menerus dalam satu tahun. Lahan perlu dibiarkan kosong atau ditanami tanaman lain selama 3-4 bulan. - Pengolahan Tanah Konservasi
Dengan cara ini pengolahan tanah dilakukan dengan bajak biasa atau lebih baik lagi dengan cangkul, agar sumber OPT dapat dikurangi dan menciptakan tata udara (aerase) yang baik. Untuk mencegah erosi dibuat bedengan dengan ketinggian 15 cm, dan saluran air untuk menghindari genangan saat hujan. Bedengan berukuran lebar 1,2 m dan tinggi 30 cm, sementara panjang bergantung pada panjang lahan. Bedengan tidak perlu dibuat menghadap arah mata angin tertentu. Jarak antarbedengan dibuat 40 cm. - Varietas
Biasanya yang banyak digunakan di daerah sentra produksi adalah KR 2000, Grand 11, dan Meteor. - Jarak Tanam
Jarak tanam yang dibutuhkan tanaman kubis adalah 30 x 40 cm. Cara tanam yang dibuat adalah model segi empat. - Pupuk Organik
Pupuk dasar merupakan pupuk yang sangat mutlak dibutuhkan oleh tanaman kubis, agar pertumbuhannya baik. Pupuk dasar yang diberikan terdiri dari 2 macam, yaitu pupuk kandang dan kompos organik. Pemberian pupuk ini harus rata di permukaan tanah sehingga pertumbuhan tanaman juga akan rata.
Teknik Pembuatan Kompos
Agar kompos yang jadi berkualitas baik, kita perlu memperhatikan jumlah dan dosis tepat masing-masing komponen penyusun komposisi. Bahan dan alat yang harus disediakan dalam pembuatan kompos sebanyak 1m3 adalah:
Bahan:
Jerami, dedaunan, rerumputan, sisa tanaman, abu, sampah dapur atau sampah kota yang telah dibersihkan dari bahan-bahan anorganik seperti plastik, kaleng, dan batu.
Tempat:
Sediakan tempat yang teduh dan beratap juga berlantai kering dan keras
Cara Pembuatan:
- Pilih lokasi di permukaan tanah (bukan di dalam lubang di tanah), misalnya di tepi pematang sawah dan kebun.
- Susun media kompos (yakni hijauan atau jerami) setebal 25 cm sebagai lapisan pertama. Taburkan 1/4 bagian campuran bahan baku ke atas tumpukan jerami tersebut. Kemudian siram tumpukan jerami dengan air secukupnya.
- Untuk lapisan kedua, ketiga, dan keempat, susun lagi jerami setebal 25 cm kemudian taburkan lagi bahan baku sebanyak 1/4 bagian ke atas tumpukan jerami dan siramkan air ke tumpukan tersebut. Lakukan sehingga terbentuk 4 lapisan kompos.
- Lalu tutup dengan plastik dan beri penyangga dari bambu di sekelilingnya.
- Aduk setiap 7 hari sekali. Dalam tiga minggu atau setelah 3 kali pengadukan biasanya kompos sudah masak. Kompos yang masak ditandai oleh warnanya yang coklat kehitam-hitaman, atau hitam bila terlalu panas.
- Kandungan unsur hara yang ada dalam kompos sangat tergantung pada komposisi bahan asalnya, yakni Nitrogen (N) 0,19%- 0,5%, Fosfat (P2O5) 0,08% - 0,27%, dan Kalium (K2O) 0,45% - 1,20%
Cara tanam
- Buat lobang dan isi dengan air. Jangan berikan pestisida sama sekali.
- Ambil bibit dari persemaian dan jaga agar akar serabut tidak banyak rusak.
- Tanam bibit sebatas leher akar lalu tutup lubang seperlunya
- Siram bibit dengan gembor
- Perawatan Tanaman
- Siram tanaman secukupnya setiap sore
- Singkirkan tanaman yang mati
- Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk buatan dengan kandungan pupuk 15% dari dosis anjuran dan seluruhnya diberikan pada saat tanaman telah berumur 30-35 hari
- Sebelum pemupukan, bersihkan sekitar tanaman dari gulma dan gemburkan tanah
- Perhatikan kondisi perakaran agar tetap sehat sehingga pertumbuhan tanaman tidak terganggu
- Lakukan pengendalian OPT dengan cara yang alami. Cara-cara yang dapat dipakai misalnya penambahan agen hayati (trychoderma), M4 atau sejenisnya dan penambahan musuh alami. Pengendalian lain yang diperbolehkan adalah dengan cara mekanis, misalnya memotong, meijit, dan membakar). Pengendalian OPT dengan pestisida tidak dianjurkan kecuali amat terpaksa dan hanya sebanyak ambang batas penggunaannya atau 10% dari anjuran yang ada. Musuh alami yang kini dikembangkan untuk memberantas hama adalahAngitia cerophaga graf dan sejenisnya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking