Miris, Petani Buah Lokal Ngaku Sulit Lawan Produk Impor
Jumat, 24/05/2013 13:18 WIB
Jakarta - Petani buah dan sayuran lokal asal Blitar, Jawa Timur mengaku kesulitan memasarkan produk-produknya untuk bisa bersaing dengan buah dan sayuran asal impor.
Misalnya petani lokal asal Blitar, Jawa Timur Priyo mengatakan kualitas dan tampilan buah dan sayur impor yang memang lebih bagus dan menarik, masyarakat Indonesia juga sudah terlanjur melekat dengan buah impor.
"Ya gimana ya secara tampilan saja sudah beda, impor kan tampilannya bagus-bagus, orang kita juga kan sudah terbiasa dengan buah dan sayur impor jadi ya memang sudah sulit," kata Priyo saat disambangi detikFinance, di Pameran Agro & Food Expo 2013, di JCC, Senayan, Jumat (24/5/2013).
Priyo yang juga mewakili Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mengakui produk buah dan sayur lokal belum bisa menyaingi produk-produk hortikultura impor. Namun produk lokal bisa bersaing dengan impor asalkan bisa punya nilai jual tinggi.
"Sebenarnya kita bisa kualitas dan tampilan menyamai produk impor itu tapi ya itu konsumen mau nggak dengan kualitas bagus tapi harganya tinggi. Biasanya konsumen kalau tau ini produk lokal mereka nggak mau kalau harganya tinggi," terangnya.
Selama ini, kata dia, petani lokal sudah maksimal untuk bisa menghasilkan buah dan sayur lokal yang berkualitas tinggi. Namun, kualitas yang bagus tersebut justru tidak sesuai dengan harga jual di pasaran.
"Selama ini kan petani kurang dihargai ya. Misalkan kita dapat panen melimpah dan hasilnya bagus-bagus tapi tetap saja harga jualnya rendah. Kalau harganya tinggi kan barang kurang laku," kata dia.
Dalam pameran ini, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mempromosikan buah-uahan lokal seperti Apel Malang, Belimbing Blitar, Melon Sidoarjo, Salak Lumajang, Pisang Lumajang, Buah Naga Banyuwangi, Golden Melon Sidorajo, dan Alpukat Pasuruan.
Misalnya petani lokal asal Blitar, Jawa Timur Priyo mengatakan kualitas dan tampilan buah dan sayur impor yang memang lebih bagus dan menarik, masyarakat Indonesia juga sudah terlanjur melekat dengan buah impor.
"Ya gimana ya secara tampilan saja sudah beda, impor kan tampilannya bagus-bagus, orang kita juga kan sudah terbiasa dengan buah dan sayur impor jadi ya memang sudah sulit," kata Priyo saat disambangi detikFinance, di Pameran Agro & Food Expo 2013, di JCC, Senayan, Jumat (24/5/2013).
Priyo yang juga mewakili Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mengakui produk buah dan sayur lokal belum bisa menyaingi produk-produk hortikultura impor. Namun produk lokal bisa bersaing dengan impor asalkan bisa punya nilai jual tinggi.
"Sebenarnya kita bisa kualitas dan tampilan menyamai produk impor itu tapi ya itu konsumen mau nggak dengan kualitas bagus tapi harganya tinggi. Biasanya konsumen kalau tau ini produk lokal mereka nggak mau kalau harganya tinggi," terangnya.
Selama ini, kata dia, petani lokal sudah maksimal untuk bisa menghasilkan buah dan sayur lokal yang berkualitas tinggi. Namun, kualitas yang bagus tersebut justru tidak sesuai dengan harga jual di pasaran.
"Selama ini kan petani kurang dihargai ya. Misalkan kita dapat panen melimpah dan hasilnya bagus-bagus tapi tetap saja harga jualnya rendah. Kalau harganya tinggi kan barang kurang laku," kata dia.
Dalam pameran ini, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur mempromosikan buah-uahan lokal seperti Apel Malang, Belimbing Blitar, Melon Sidoarjo, Salak Lumajang, Pisang Lumajang, Buah Naga Banyuwangi, Golden Melon Sidorajo, dan Alpukat Pasuruan.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking