PENDAHULUAN
Menurunnya
minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara
nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di
seluruh wilayah Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya memberikan pedoman
teknis budidaya kelapa dengan aspek K- 3 yaitu kuantitas, kualitas dan
kelestarian lingkungan , sehingga mampu meningkatkan taraf penghasilan petani.
SYARAT PERTUMBUHAN
SYARAT PERTUMBUHAN
·
Tanah yang ideal untuk
penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat.
dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran
dapat berkembang dengan baik.
·
Sinar matahari banyak
minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
·
Suhu yang paling cocok
adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman
kurang produktif.
·
Curah hujan yang baik
1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% ,
sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
·
Angin yang terlalu
kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas
dalam.
PENGOLAHAN LAHAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.
PEMBIBITAN
Pengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.
PEMBIBITAN
·
Pilih buah yang bagus
dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIKdengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2
minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah
kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah.
Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu,
jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat
bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan
penyiraman bila tanah kurang air.
·
Bibit dipelihara
dengan pemberian pupuk POC
NASA hingga umur
bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2
minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari
gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.
Lakukan pemupukan
sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :
Umur Bibit (bulan)
|
Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)
|
|||
N (Urea/ZA)
|
P (TSP)
|
K (KCl/MOP)
|
Mg (Kies)
|
|
1
|
5/10
|
50
|
75
|
100
|
2
|
5/10
|
75
|
125
|
150
|
3
|
5/10
|
100
|
150
|
200
|
4
|
10/15
|
200
|
400
|
400
|
5
|
10/15
|
300
|
600
|
500
|
6
|
10/15
|
400
|
800
|
750
|
7
|
15/20
|
500
|
1000
|
1000
|
8
|
15/20
|
600
|
1250
|
2000
|
9
|
15/20
|
700
|
1500
|
2500
|
Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanah
Catatan :
Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
PENANAMAN
Umur Tanaman
|
Dosis Pupuk (gr/pokok)
|
|||||
Urea
|
(TSP)
|
RP
|
KCl
|
Kies
|
Borak
|
|
Saat tanam
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1 bln setelah tanam
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
2 tahun
|
||||||
- apl I
|
200
|
200
|
200
|
200
|
200
|
200
|
- apl II
|
200
|
200
|
200
|
200
|
200
|
200
|
3 tahun
|
||||||
- apl I
|
350
|
350
|
350
|
350
|
350
|
350
|
- apl II
|
350
|
350
|
350
|
350
|
350
|
350
|
4 tahun
|
||||||
- apl I
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
- apl II
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
5 tahun
|
||||||
- apl I
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
- apl II
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
500
|
Catatan :
·
Pemberian pupuk
pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di
akhir musim hujan (Maret - April).
·
Kocorkan atau siram SUPERNASA dosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon
setiap 3-6 bulan sekali.
Tambahan:
Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION guna meningkatkan pembuahan. Pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal. POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.
Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakan POWER NUTRITION guna meningkatkan pembuahan. Pupuk organik POWER NUTRITION adalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal. POWER NUTRITION dibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.
Cara
pemakaian adalah : 3 sendok makan POWER
NUTRITION dilarutkan ke
dalam air di campurkan 1/2 tutup AERO
810 untuk membantu
peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran
tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.
PENGENDALIAN HAMA
PENYAKIT
1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA +AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .
3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA +AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.
PEMANENAN
1. Golongan Coleoptera
Hama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.
2. Golongan Lepidoptera
Species yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA +AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .
3. Golongan Hemiptera
Jenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA +AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.
4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:
Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.
PEMANENAN
·
Untuk kelapa jenis
dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun
dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah
setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan
bisa mencapai umur 30 - 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya
yang lunak.
·
Panen buah kelapa
dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan
kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin
mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai
12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di
dalam buahnya.
PASCA PENEN
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.
Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.
Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.
Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.
Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.
Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.
Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.
Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).
Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).
Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.
HARGA MINYAK KELAPA
Tanggal
|
Spot
Price
Bitung Rp/Kg |
1-mo
Forward
Rotterdam US$/ton |
18-1-13
|
11,000
|
910.00
|
17-1-13
|
11,000
|
910.00
|
16-1-13
|
11,000
|
910.00
|
15-1-13
|
11,000
|
910.00
|
*Sumber Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Sulawesi Utara
dan APCC (Asia Pacific Coconut Community)
dan APCC (Asia Pacific Coconut Community)
50, 8 TON TEPUNG KELAPA SULUT DIEKSPOR KE SELANDIA BARU
Pada pertengahan bulan Juni 2012, salah satu
komoditi unggulan Propinsi Sulawesi Utara (Sulut), yakni tepung kelapa diekspor
ke Selandia Baru. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)
Sulut, Drs. Sanny Parengkuan MAP mengatakan, di pekan kedua Juni 2012 ini,
Sulut mengekspor tepung kelapa ke Selandia Baru sebanyak 50,8 ton. “Transaksi
ini mampu menciptakan devisa bagi daerah Nyiur Melambai sebanyak USD95,256,”
ujar Sanny.
Sanny mengatakan Selandia Baru rutin membeli
tepung kelapa asal Sulut untuk dijadikan bahan pangan masyarakat di sana.
“Tepung kelapa Sulut sangat digemari oleh masyarakat Selandia Baru karena mutu
yang baik,” tutur Sanny.
Sanny menambahkan, tepung kelapa merupakan
komoditi turunan dari kelapa yang sangat diminati negara-negara bagian Eropa,
Amerika juga Asia dan Afrika. “Kedepan, Disperindag akan terus memfasilitasi
eksportir yang ada di Sulut dengan mencari pasar baru bagi komoditi Sulut,”
tukas Sanny seraya menambahkan, untuk kepengurusan Surat Keterangan Asal (SKA)
di Disperindag Sulut tidak dipungut biaya apapun.
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan
kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa
yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia
mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar
butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat.
Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi
maupun sosial budaya.
Mamuju (ANTARA Sulsel) - Kabupaten Polewali Mandar (Polman)
salah satu daerah penghasil Kelapa Dalam di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar)
dengan total produksi per tahun mencapai 13.590 ton dengan luas areal lahan
sebanyak 22.432 Ha.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Mukhtar Belo di Mamuju, Minggu.
Menurut dia, tingkat produksi kelapa dalam di Kabupaten Polman saat ini cukup besar dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah itu.
Secara Geografis kabupaten Polman yang berada di daerah pesisir pantai menjadi daya dukung peningkatan produksi kelapa dalam dengan capaian produksi per tahun, ujar dia.
"Tanaman perkebunan kelapa dalam adalah tanaman multi fungsi yang bisa menopang kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah pesisir," ujar dia.
Sementara itu, kata dia, penghasil kelapa dalam terbesar kedua di Sulawesi Barat adalah Majene dengan total produksi mencapai 10.027 ton per tahun dengan luas lahan sebanyak 8.928 Ha.
Kemudian di tempat ketiga penghasil kelapa dalam ada di wilayah kabupaten Mamuju Utara dengan total produksi mencapai 8.159 ton per tahun dengan luas areal lahan sebanyak 21.180 Ha.
Untuk ibukota Mamuju, kata dia, produksi kelapa dalam hanya berkisar 7.376 ton per tahun dengan luas sebanyak 22.432 Ha, dan yang terendah adalah Kabupaten Mamasa yang hanya mencapai total produksi sebanyak 7,7 ton per tahun dengan luas areal hanya sekitar 30 Ha.
"Total produksi di Sulbar untuk kelapa dalam hingga akhir tahun 2008 silam telah mencapai 39.160 ton per tahun dengan total areal perkebunan 588,19 Ha," tukas dia.
Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Mukhtar Belo di Mamuju, Minggu.
Menurut dia, tingkat produksi kelapa dalam di Kabupaten Polman saat ini cukup besar dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah itu.
Secara Geografis kabupaten Polman yang berada di daerah pesisir pantai menjadi daya dukung peningkatan produksi kelapa dalam dengan capaian produksi per tahun, ujar dia.
"Tanaman perkebunan kelapa dalam adalah tanaman multi fungsi yang bisa menopang kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah pesisir," ujar dia.
Sementara itu, kata dia, penghasil kelapa dalam terbesar kedua di Sulawesi Barat adalah Majene dengan total produksi mencapai 10.027 ton per tahun dengan luas lahan sebanyak 8.928 Ha.
Kemudian di tempat ketiga penghasil kelapa dalam ada di wilayah kabupaten Mamuju Utara dengan total produksi mencapai 8.159 ton per tahun dengan luas areal lahan sebanyak 21.180 Ha.
Untuk ibukota Mamuju, kata dia, produksi kelapa dalam hanya berkisar 7.376 ton per tahun dengan luas sebanyak 22.432 Ha, dan yang terendah adalah Kabupaten Mamasa yang hanya mencapai total produksi sebanyak 7,7 ton per tahun dengan luas areal hanya sekitar 30 Ha.
"Total produksi di Sulbar untuk kelapa dalam hingga akhir tahun 2008 silam telah mencapai 39.160 ton per tahun dengan total areal perkebunan 588,19 Ha," tukas dia.
Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas.
Pada tahun 2010 jumlah unit usaha industri kecil menurun
dibanding tahun sebelumnya tinggal 12.065 unit, namun nilai produksi meningkat
hingga 399,49 milyar rupiah dan dalam penyerapan tenaga kerja juga lebih
banyak dari pada tahun sebelumnya, pada tahun ini menyerap tenaga kerja sbanyak
36.719 orang.
Dari
jumlah industri kecil tersebut, hampir separonya merupakan industri gula
kelapa. Daerah potensi produksi gula kelapa yaitu Kecamatan Nglegok, yaitu terdapat
50,3 persen dari total industri gula kelapa di Kabupaten Blitar.
Jenis
industri yang didirikan akan berpangaruh erat terhadap besarnya nilai investasi
yang ditanam. Jumlah investasi industri kecil di Kabupaten Blitar yaitu
sebesar 73,1 milyar rupiah yang terbagi menjadi 53,8 milyar rupiah untuk
kelompok industri kecil formal dan 19,3 milyar rupiah untuk kelompok
industri kecil non formal.
Kelompok
industri hasil pertanian dan kehutanan menempati urutan pertama dalam penanaman
investasi yaitu sebesar 51,8 milyar rupiah disusul kelompok industri aneka
sebesar 15,3 milyar rupiah dan berikutnya kelompok industri logam, mesin dan
kimia sebesar 6 milyar rupiah.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking